All You Need is Rushie

Friday, December 20, 2019



Namanya abadi dalam lagu yang sering dinyanyikan oleh para pendukung Liverpool FC. Bila kalian dengar atau suka dengan lagu Poor Scouse Tommy, yap kalian akan menemukan nama Rush diakhir bait lagu tersebut. Menceritakan bagaimana Rush mencetak 4 gol ke gawang Everton. Yap pada laga yang dihelat pada 6 November 1982 dikandang Everton, bahkan andai saja tidak membentur tiang, maka Rush akan mencatatkan namanya 5 kali di papan skor pada pertandingan itu.

Ya kali ini, setelah lama absen menulis di blog ini saya kembali dan mencoba mengangkat nama Ian Rush. Seorang legenda dan seorang pemain besar yang pernah dimiliki Liverpool FC. Rush lahir dan dibesarkan bersama 4 saudara perempuan dan 5 saudara laki-lakinya disebuah desa bernama St. Asaph, Wales Utara. Di usia 13 tahun Rush bermain untuk klub sekolah dasar Deeside, berkat kehebatannya dalam mencetak gol, Rush banyak diincar oleh scout klub-klub besar. Liverpool dan Manchester United menjadi pemburu terdepan untuk mendapatkan jasa Ian Rush. Chester menjadi tempat terakhir Rush sebelum akhirnya direkrut oleh Liverpool dengan mahar 300,000 pound, harga yang cukup mahal kala itu untuk seorang pemuda 19 tahun.

Adalah Geoff Twentyma, scout Liverpool yang sering menyaksikan pertandingan Chester, merekomendasikan Rush pada Paisley. Rush meninggalkan Chester setelah mencetak 17 gol dalam 39 laga. Rush melakukan debut bersama Liverpool dalam hasil imbang melawan Ipswich pada 13 Desember 1980 menggantikan Kenny Dalglish yang terpaksa keluar karena cedera pergelangan kaki. Seorang anak muda yang dibesarkan sebagai seorag pendukung Everton, awal musim Rush di tim senior Liverpool tidak berjalan mulus. Rush melakoni 9 laga bersama Liverpool tanpa satu pun gol, meski Rush telah mencetak 12 gol dalam 30 laga bersama Liverpool Reserve.

30 September 1981, Liverpool menjamu Oulu Palloseura, tim asal Finlandia di ajang Piala Eropa. Meski masuk sebagai pemain pengganti, Rush berhasil menyarangkan sebuah gol dari 7 gol yang tercipta pada pertandingan itu. Momentum terbaik datang ketika David Johnson terluka, Rush berpeluang mengambil alih posisi yang ditinggalkan Johnson. Dua gol melawan Exeter di Pila LIga dan sepasang gol saat melawan Leeds dipertandingan Liga. Puncaknya adalah sebuah gol di Wembley dalam partai Final piala Liga melawan Spurs, Liverpool menang 3-1 dengan dua gol sisa dicetak Ronnie Whelan. Setelah musim sebelumnya, Rush merasa frustasi karena sulit mendapatkan tempat di tim utama, kini Rush menjelma menjadi pemain yang paling menjanjikan.

Musim 1983/1984, bisa jadi adalah musim terbaik Ian Rush bersama Liverpool, 47 gol ditorehnya saelama satu musim. Memenangi Piala Champion dan menjadi top skor Eropa membuat Rush diganjar sepatu emas. Catatan lainnya, dengan 47 gol nya dalam satu musim, Ian Rush memecahkan rekor yang selama 20 tahun dipegang Roger Hunt dengan 41 gol nya.  Ian Rush adalah salah satu pemain terbesar yang pernah dimiliki Liverpool, namanya abadi dalam lagu yang biasa dinyanyikan oleh fans. Sepertinya tak akan cukup membahas bagaimana kehebatan Ian Rush dalam satu kolom posting blog ini, mungkin dalam masa yang akan datang saya akan mencoba menulis lagi tentang perjalanan karier Ian Rush bersama Liverpool.



sumber: lfchistory, dan berbagai sumber


0 komentar:

Post a Comment