The Urchins Dan Eksistensi Mereka

Monday, August 4, 2014




Apa yang kita bayangkan bila kita mendengar kata "The Urchins", dalam lingkup kita sebagai penggemar ataupun suporter Liverpool FC? Kata Urchins mungkin tak asing bagi kita terutama bagi yang doyan mengikuti berita tentang Firma atau Ultras suporter sepakbola. Beberapa pesan yang masuk menanyakan bagaimana menurut saya tentang The Urchins yang merupakan Firma yang mendukung Liverpool FC. Saya sendiri sebenarnya tak tahu banyak tentang The urchins, namun dari beberapa sumber web yang saya temukan, semua kompak mengatakan bila The Urchins ini merupakan fans/suporter garis keras yang mendukung Liverpool FC, bahkan ada yang mengatakan, kadar kefanatikan The Urchins sudah seperti meng-agama-kan Liverpool FC. Dalam artikel ini, saya bukan ingin menjelaskan bagaimana The Urchins yang sesungguhnya, namun lebih tepatnya mencoba berdiskusi dengan kalian, apa dan bagaimana The Urchins ini berkelakuan dan tentang eksistensi mereka sampai saat ini.

Seperti Firma yang lainnya, The Urchins ini identik dengan kekerasan dan kebrutalan ala Hooligans Inggris, perusuh, pemabuk dan pembuat onar. Ya memang seperti itulah persepsi yang ada di Indonesia tentang Firma. Namun apakah The Urchins ini masih eksis sampai sekarang, atau sebrutal apa The Urchins dimasa lalu? Perkelahian terparah yang pernah dialami Liverpool FC adalah ketika tragedi Heysel, namun apakan itu benar-benar ulah The Urchins atau karena ulah fans secara luas dan umum, dalam arti bukan atas nama The Urchins. Beberapa hari saya coba mencari tahu tentang The Urchins ini sepertinya memang agak sulit, dan kebanyakan dari web yang saya temukan semua isinya sama saja. Ya mungkin keberadaan Firma di sana memang sangat rahasia dan tertutup, karena memang Hooliganisme di Inggris sangat dilarang. Sehingga pemberitaan tentang The urchins atau Firma yang lainnya sulit ditemukan. Berbeda dengan kita disini, yang hooligan nya ramai-ramai bersuara dan membuka diri ke khalayak umum. Oke kita kembali ke The Urchins, sesangar apa Firma Liverpool FC ini?

Mentok dengan web dalam negeri, saya mencoba mencari tahu tentang The Urchins ke web luar negeri. Dan lagi-lagi hal yang sama terjadi, ternyata sama sulitnya mencari berita tentang The urchins ini. Beberapa situs web yang saya temukan juga belum memuaskan saya. Dari forum-forum tentang LFC, justru banyak juga orang Inggris sana yang menanyakan tentang The Urchins ini. Ini aneh, bagaimana bisa kita menjejaki tentang Urchins ini, sedangkan yang di Inggris sana pun juga mempertanyakan eksistensi mereka. Beberapa member forum itu membenarkan tentang keberadaan The Urchins ini, namun itupun hanya sekedarnya dan sama sekali tak memuaskan, bahkan member forum yang lain seperti seolah menutupi keberadaan Firma ini. Satu tantangan member dalam forum itu yang membuat saya sedikit mengangguk, "Bila The Urchins ini memang pernah besar dan sangat eksis, hal onar apa yang pernah dilakukan oleh The Urchins?" Saya merasa ini adalah sebuah tantangan untuk memburamkan keberadaan The Urchins, dan atau memang ke brutalan The Urchins itu hanya omong kosong.

Mungkin kita harus sepakat, dalam tragedi Heysel sepenuhnya adalah bentrokan fans yang biasa terjadi (yang membuat jadi luar biasa adalah karena bangunan stadion yang buruk), seandainya ada campur tangan The Urchins sebagai biang keladi, hal itu sangat kecil. Karena menurut saya, tragedi di Heysel adalah trauma fans secara umum atas insiden setahun sebelumnya di Roma, dimana ketika itu fans Liverpool FC di lempari batu dan diserang oleh fans Roma. Dan dalam hal kerusuhan sepakbola, The Urchins tak masuk dalam 5 besar sebagai pembuat onar. Dalam 20 tahun terakhir, bahkan fans Liverpool secara umum tak ada pemberitaan telah membuat masalah yang besar. Dari banyak situs web yang saya temukan, terakhir kali ada pemberitaan adalah saat fans Liverpool FC berkelahi dengan fans Chelsea, ketika fans Chelsea dituding meludahi monumen JFT96 di Anfield, dan itupun hanya perkelahian kecil yang dapat cepat dilerai oleh pihak kepolisian. Adapun pemberitaan dari Liverpool Echo, yang menyebutkan ada penikaman terhadap fans Brighton & Albion di awal tahun saat kedua tim bentrok di Piala FA. Namun hal itu tak lantas menjelaskan bila yang melakukannya adalah pihak Urchins, karena ada banyak alasan untuk membantah hal ini. Seperti yang saya tulis sebelumnya, tulisan ini bukan untuk mendeskripsikan The Urchins yang sesungguhnya, namun lebih kearah diskusi, untuk selanjutnya, masing-masing dari kita silahkan menarik persepsi sendiri.

Nah bagaimana persepsi kalian tentang The Urchins ini? sebagai penulis, saya pun memiliki pandangan sendiri tentang The Urchins dan eksistensi mereka. Berikut adalah pandangan saya tentang The Urchins, ini bersifat pendapat pribadi dan bukan mewakili persepsi yang sesungguhnya.

Saya sendiri percaya bahwa The Urchins itu memang ada, sebagai Firma, suporter garis keras atau sebagai sebuah kelompok atau geng. Kemunculan The Urchins menurut saya ramai dibicarakan saat casual kultur mulai ramai menjadi tren saat itu, dimana fans Liverpool memang menjadi salah satu pelopor kultur yang konon digunakan untuk kamuflase ini. Partisipasi Liverpool di Eropa dengan fans yang berbondong-bondong mengikuti pertandingan di luar Inggris menghadirkan nuasan baru yang lebih fresh, yang sebelumnya hooligan di identikan dengan sepatu boots ala skinhead, mulai beralih ke arah casual dengan brand-brand terkenal. Meski kefanatikan The Urchins sudah seperti mentuhankan LFC, namun saya agak ragu bila menyebut The Urchins adalah firma yang besar. Beberapa fans Liverpool FC di sebuah forum, sepertinya justru mengejek keberadaan The Urchins ini. mereka menyebut sebagai berandal kecil, karena kebanyakan dari mereka adalah anak remaja di usia 14-17 tahun. Saya sendiri tak mau mempresepsikan secara tegas tentang The Urchins ini dimasa lalu, yang jelas, The Kop (nama fans resmi LFC) lebih terkenal dari The Urchins ini. Jadi satu hal yang menurut saya dan pandangan saya tentang The urchins ini, mereka mungkin ada, namun eksistensi mereka sekarang tak se-eksis di tahun-tahun ketika Liverpool berjaya.